Solusi
jangka pendek untuk bisa membayar gaji pemain yang tertunda lima bulan
senilai Rp 1,8 miliar, adalah dengan cara menjual saham PT Jepara Raya
Multitama (JRM) kepada pihak luar.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan seluruh perwakilan stakeholder Persijap yang diselenggarakan Pengkab PSSI Jepara dan dikemas dalam talk show di Hotel Jepara Indah, Selasa malam.
Namun ada catatan tegas dari pencinta Persijap dari berbagai kalangan, Persijap tidak boleh pindah dari Jepara, serta mesti diupayakan tetap menjalani kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Talk show itu dihadiri secara singkat Bupati Achmad Marzuqi yang kemudian diwakili Wakil Bupati Subroto, Ketua KONI sekaligus pemegang saham 20 persen di PT JRM Sutedjo S Sumarto, Chief Executif Officer (CEO) PT JRM Mohammad Said Basalamah, Ketua Pengcab PSSI Ahmad Rifai, Ketua Umum Persijap Tafrikhan, perwakilan pemain, dan suporter serta perwakilan klub amatir. Dalam pertemuan itu, tak satu pun undangan dari dunia usaha (sponsor bidikan) yang hadir.
’’Sekali lagi kami sampaikan, menjual saham ke pihak luar ini pilihan paling terakhir. Kami masih mengupayakan sampai titik akhir agar klub ini bisa diverifikasi dari aspek finansial dan syaratnya gaji pemain yang tertunda harus dibayarkan,’’ kata Mohammad.
Dalam kesempatan itu, Mohammad membuka diri dan menyampaikan banyak hal, termasuk akta notaris saat mengakuisisi 80 persen saham dari PT Bogor Raya pada 2012. Saham 80 persen itu sesuai akta notaris atas nama Tafrikhan (ketua umum Persijap) namun biaya pembelian waktu itu memakai dana Mohammad.
Pilihan Terakhir
Kini Mohammad ingin melepas saham itu ke pihak luar untuk menghidupi Persijap, meski berisiko. Sampai tadi malam, belum ada jalan keluar jangka pendek untuk menutup utang Rp 1,8 miliar. Sutedjo S Sumarto menilai wajar dan realistis saham dijual sebagai pilihan terakhir.
Namun forum itu memberi harga mati agar Persijap tak hengkang dari Jepara. Aris Isnandar, wakil ketua DPRD tegas menyatakan Persijap aset berharga dan bersejarah. Karena itu, para pemangku kebijakan di Pemkab bisa segera membantu mencarikan dana sponsor.
Ahmad Rifai menyoroti Persijap untuk jangka panjang. Pemkab punya tanggung jawab untuk mengembalikan semangat dan kecintaan warga Jepara ke Persijap. Sebab kedatangan fans di stadion untuk membeli tiket laga kandang adalah bagian dari nyawa klub. Di luar itu, ia berharap besar Pemkab turut berperan untuk memfasilitasi secara efektif pengelola Persijap dengan calon sponsor.
’’Yang terjadi selama 2013 sangat tak maksimal dan itu tak boleh terjadi di musim mendatang. Siapa lagi yang diharapkan kalau bukan dari sesepuh di Pemkab dan orang-orang yang peduli Persijap,’’ kata dia
Hal itu mengemuka dalam pertemuan seluruh perwakilan stakeholder Persijap yang diselenggarakan Pengkab PSSI Jepara dan dikemas dalam talk show di Hotel Jepara Indah, Selasa malam.
Namun ada catatan tegas dari pencinta Persijap dari berbagai kalangan, Persijap tidak boleh pindah dari Jepara, serta mesti diupayakan tetap menjalani kompetisi Indonesia Super League (ISL).
Talk show itu dihadiri secara singkat Bupati Achmad Marzuqi yang kemudian diwakili Wakil Bupati Subroto, Ketua KONI sekaligus pemegang saham 20 persen di PT JRM Sutedjo S Sumarto, Chief Executif Officer (CEO) PT JRM Mohammad Said Basalamah, Ketua Pengcab PSSI Ahmad Rifai, Ketua Umum Persijap Tafrikhan, perwakilan pemain, dan suporter serta perwakilan klub amatir. Dalam pertemuan itu, tak satu pun undangan dari dunia usaha (sponsor bidikan) yang hadir.
’’Sekali lagi kami sampaikan, menjual saham ke pihak luar ini pilihan paling terakhir. Kami masih mengupayakan sampai titik akhir agar klub ini bisa diverifikasi dari aspek finansial dan syaratnya gaji pemain yang tertunda harus dibayarkan,’’ kata Mohammad.
Dalam kesempatan itu, Mohammad membuka diri dan menyampaikan banyak hal, termasuk akta notaris saat mengakuisisi 80 persen saham dari PT Bogor Raya pada 2012. Saham 80 persen itu sesuai akta notaris atas nama Tafrikhan (ketua umum Persijap) namun biaya pembelian waktu itu memakai dana Mohammad.
Pilihan Terakhir
Kini Mohammad ingin melepas saham itu ke pihak luar untuk menghidupi Persijap, meski berisiko. Sampai tadi malam, belum ada jalan keluar jangka pendek untuk menutup utang Rp 1,8 miliar. Sutedjo S Sumarto menilai wajar dan realistis saham dijual sebagai pilihan terakhir.
Namun forum itu memberi harga mati agar Persijap tak hengkang dari Jepara. Aris Isnandar, wakil ketua DPRD tegas menyatakan Persijap aset berharga dan bersejarah. Karena itu, para pemangku kebijakan di Pemkab bisa segera membantu mencarikan dana sponsor.
Ahmad Rifai menyoroti Persijap untuk jangka panjang. Pemkab punya tanggung jawab untuk mengembalikan semangat dan kecintaan warga Jepara ke Persijap. Sebab kedatangan fans di stadion untuk membeli tiket laga kandang adalah bagian dari nyawa klub. Di luar itu, ia berharap besar Pemkab turut berperan untuk memfasilitasi secara efektif pengelola Persijap dengan calon sponsor.
’’Yang terjadi selama 2013 sangat tak maksimal dan itu tak boleh terjadi di musim mendatang. Siapa lagi yang diharapkan kalau bukan dari sesepuh di Pemkab dan orang-orang yang peduli Persijap,’’ kata dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar