Banjir
kembali terjadi di Kabupaten Jepara setelah hujan lebat terjadi pada
Rabu (8/1) malam. Kali ini menerjang Desa Tubanan, Kecamatan Kembang.
Sungai yang melintas desa itu meluap. Banjir terjadi mulai pukul 20.00 hingga 22.00 itu tidak mengakibatkan korban jiwa, tapi 13 ekor kambing milik warga hanyut. Kambing itu milik Sutikno, warga RT4 RW1, Dukuh Krajan, Desa Tubanan.
Sutikno juga kehilangan 40 ekor ayam miliknya. Dari pendataan yang dilakukan instansi pemerintah, Sutikno mengalami kerugian paling banyak. Diperkirakan Rp 44.400.000. Adapun total warga yang terkena dampak banjir sebanyak 18 orang.
Kerugian warga karena adanya banjir selain Sutikno itu antara Rp 300.000 hingga Rp 8 juta. Kebanyakan kerugian yang diderita warga adalah kehilangan perabotan rumah tangga dan kerusakan rumah yang berbahan kayu.
Lebih detail, warga yang terkena dampak banjir ada empat orang di RT4 RW1, 11 warga di RT2 RW3, dan satu warga di RT 2 RW4, 2 warga di RT6 RW5. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Lulus Suprayetno mengemukakan, banjir bandang itu terjadi karena Sungai Kedunglawu di Desa Tubanan meluap ke permukiman warga. "Delapan rumah rusak berat, sisanya rusak ringan," tuturnya.
Penyaluran Bantuan
Hewan ternak milik warga itu hilang setelah kandangnya terbawa arus banjir. Banjir di Desa Tubanan itu juga membawa lumpur sungai, sehingga masih tampak lumpur tebal di rumah ataupun halaman warga. "Kami tentu bersyukur dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa.
Korban luka juga tidak ada," ucapnya. "Saat terjadi musibah itu, semua unsur sukarelawan datang ke lokasi untuk melakukan penanganan. Tak hanya dari BPBD, tapi juga ada dari pihak kepolisian dan TNI ikut turun mengecek kondisi riil di lokasi," sambung Fendi Irawan dari BPBD.
Ketua PMI Jepara HM Koeroto mengemukakan, pihaknya langsung merespons adanya banjir tersebut, kemarin. Pengurus PMI bersama camat langsung datang ke lokasi untuk menyalurkan bantuan berupa uang dan barang. Bantuan disalurkan langsung ke para korban. "Kami harapkan untuk para korban tidak melihat dari nominal bantuan karena tidak seberapa. Besaran bantuan tidak sama, tergantung pada kerugian yang dialami korban," ujarnya.
Tak hanya uang, PMI juga menyerahkan barang berupa family kit. Itu untuk keperluan memasak ataupun mandi. "Ada 22 item dalam family kit tersebut. Khusus untuk yang kerusakan sedikit hanya dapat family kit," tuturnya.
"PMI hanya menyerahkan itu, karena ini juga baru awal tahun sehingga semua dari hasil bulan dana. Kalau untuk bantuan lain barangkali bisa dari BPBD yang mewakili Pemerintah Kabupaten Jepara," kata Susanto. Banjir Rabu malam juga terjadi di Desa Mulyoharjo Kecamatan Kota Jepara, tepatnya di Dukuh Surodadi selama empat jam.
Tinggi air di jalan sekitar 40 sentimeter, sedangkan di pelataran warga sekitar 60 sentimeter. Banjir terjadi karena sungai meluap, sedangkan pintu air tak dibuka. Warga akhirnya membuka pintu air dan banjir surut.
Sungai yang melintas desa itu meluap. Banjir terjadi mulai pukul 20.00 hingga 22.00 itu tidak mengakibatkan korban jiwa, tapi 13 ekor kambing milik warga hanyut. Kambing itu milik Sutikno, warga RT4 RW1, Dukuh Krajan, Desa Tubanan.
Sutikno juga kehilangan 40 ekor ayam miliknya. Dari pendataan yang dilakukan instansi pemerintah, Sutikno mengalami kerugian paling banyak. Diperkirakan Rp 44.400.000. Adapun total warga yang terkena dampak banjir sebanyak 18 orang.
Kerugian warga karena adanya banjir selain Sutikno itu antara Rp 300.000 hingga Rp 8 juta. Kebanyakan kerugian yang diderita warga adalah kehilangan perabotan rumah tangga dan kerusakan rumah yang berbahan kayu.
Lebih detail, warga yang terkena dampak banjir ada empat orang di RT4 RW1, 11 warga di RT2 RW3, dan satu warga di RT 2 RW4, 2 warga di RT6 RW5. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Lulus Suprayetno mengemukakan, banjir bandang itu terjadi karena Sungai Kedunglawu di Desa Tubanan meluap ke permukiman warga. "Delapan rumah rusak berat, sisanya rusak ringan," tuturnya.
Penyaluran Bantuan
Hewan ternak milik warga itu hilang setelah kandangnya terbawa arus banjir. Banjir di Desa Tubanan itu juga membawa lumpur sungai, sehingga masih tampak lumpur tebal di rumah ataupun halaman warga. "Kami tentu bersyukur dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa.
Korban luka juga tidak ada," ucapnya. "Saat terjadi musibah itu, semua unsur sukarelawan datang ke lokasi untuk melakukan penanganan. Tak hanya dari BPBD, tapi juga ada dari pihak kepolisian dan TNI ikut turun mengecek kondisi riil di lokasi," sambung Fendi Irawan dari BPBD.
Ketua PMI Jepara HM Koeroto mengemukakan, pihaknya langsung merespons adanya banjir tersebut, kemarin. Pengurus PMI bersama camat langsung datang ke lokasi untuk menyalurkan bantuan berupa uang dan barang. Bantuan disalurkan langsung ke para korban. "Kami harapkan untuk para korban tidak melihat dari nominal bantuan karena tidak seberapa. Besaran bantuan tidak sama, tergantung pada kerugian yang dialami korban," ujarnya.
Tak hanya uang, PMI juga menyerahkan barang berupa family kit. Itu untuk keperluan memasak ataupun mandi. "Ada 22 item dalam family kit tersebut. Khusus untuk yang kerusakan sedikit hanya dapat family kit," tuturnya.
"PMI hanya menyerahkan itu, karena ini juga baru awal tahun sehingga semua dari hasil bulan dana. Kalau untuk bantuan lain barangkali bisa dari BPBD yang mewakili Pemerintah Kabupaten Jepara," kata Susanto. Banjir Rabu malam juga terjadi di Desa Mulyoharjo Kecamatan Kota Jepara, tepatnya di Dukuh Surodadi selama empat jam.
Tinggi air di jalan sekitar 40 sentimeter, sedangkan di pelataran warga sekitar 60 sentimeter. Banjir terjadi karena sungai meluap, sedangkan pintu air tak dibuka. Warga akhirnya membuka pintu air dan banjir surut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar